PENGARUH INTERNAL CAPITAL
ADEQUENCY RATIO (CAR), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN BIAYA
OPERASIONAL PER PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) DALAM PENINGKATAN PROFITABILITAS
BANK MUAMALAT INDONESIA (2013-2018)
A.
Latar Belakang
Menurut Brigham dan Houston (2010:146) Untuk
mengukur profitabilitas bank, biasanya menggunakan rasio profitabilitas karena rasio profitabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio aktivitas maupun
rasio likuiditas yang terdiri dari ROE (Return On Equity) yaitu rasio
yang menggambarkan besarnya kembalian atas modal untuk menghasilkan keuntungan,
dan ROA (Return On Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari
keseluruhan asset yang ada dan digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Selain
itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih
mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih
mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan. Semakin besar ROA
suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut
dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Lukman,
2005).
Oleh
karena Return On Asset (ROA) penting dalam mengukur profitabilitas suatu
bank, dimana menggambarkan kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba secara
keseluruhan. Maka faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas bank menurut
Machfoedz (1999) adalah manajemen. Yaitu seluruh manajemen suatu bank, salah
satunya baik yang mencakup manajemen permodalan (CAR), manajemen umum,
manajemen rentabilitas (BOPO), dan manajemen likuiditas (LDR) pada akhirnya
akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba (profitabilitas) perusahaan
perbankan. (Defri, 2012)
Berdasarkan uraian di atas,
sebenarnya belum banyak yang meneliti pengaruh internal terhadap profitabilitas
bank khususnya di industri Bank Umum Syariah di Indonesia. Oleh sebab itu,
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat
rasio kesehatan bank yang dukur dengan CAR, FDR, dan BOPO terhadap peningkatan
profitabilitas Bank Muamalat
Indonesia.
B.
Kerangka Teori
1.
Pengaruh
Car terhadap profitabilitas (ROA)
Capital Adequacy
Rasio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan
resiko. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan
usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin
kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva
produktif yang berisiko. (Ruslim,2012).
Jika nilai CAR
tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai
operasional bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan
kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.
2.
Pengaruh
LDR/FDR terhadap profitabilitas (ROA)
Menurut
Simorangkir (2004:147), Loan to Deposit Ratio dinyatakan sebagai: “Loan to
Deposit Ration merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana
pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman
subordinasi.”
Rasio ini
menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasbah
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio ini semakin rendah
kemampuan likuiditas bank. Loan to Deposit Ratio mempunyai peran yang
sangat penting sebagai indikator yang menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang
dilakukan bank sehingga LDR dapat juga digunakan untk mengukur berjalan tidaknya suatu fungsi
intermediasi bank. (Ruslim, 2012).
Menurut Kasmir
(2002: 186) batas aman LDR suatu bank secara umum adalah sekitar 81%-100%.
Sedangkan menurut ketentuan Bank Indonesia, batas aman LDR suatu bank
adalah 110% .
3.
Pengaruh
BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)
BOPO (Biaya
operasional/Pendapatan Operasional) dijadikan variabel independen yang
mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang
bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Menurut Veithzal, dll (2007:722) BOPO
adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional
dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan
operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya
operasionalnya yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan, dan setiap
peningkatan pendapatan operasi akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum
pajak yang pada akihnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank
yang bersangkutan (Lukman, 2005). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia,
besarnya BOPO yang normal berkisar antara 94%-96% (Lukman, 2005).
4.
Profitabilitas
Profitabilotas
sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting
untuk mengetahui apakan perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien.
Efisien sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang
diperoleh dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut (Dhika, 2010).
Profitabilitas
diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan
(Lukman, 2005). ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank
menghasilkan keuntungan secara relative dibandingkan dengan total assetnya atau
ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset perusahaan
(Rudy, 2003:32). Dalam kerangka peni;aian kesehatan bank, BI akan menentukan bank
itu sehat apabila bank memiliki ROA diatas 1,215% menurut SK DIR BI NO.
30/3/UPPB masing-masing tanggal 30 April 1997 (Defri, 2012).
C.
Metode Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
data sekunder antara lain capital adequacy ratio (CAR), likuiditas
(FDR), efisiensi operasional (BOPO) dan profitabilitas (ROA) pada Bank Muamalat
Indonesia. Data tersebut merupakan data time series cross section dari
tahun 2013 – 2018 yang diperoleh melalui
situs resmi Bank Muamalat Indonesia (http://www.bankmuamalat.co.id). Untuk menganalisisnya, peneliti menggunakan model regresi linear
berganda dengan SPSS 23.
D.
Hasil dan Pembahasan
1.
Analisis
Linier Berganda
Analisis linier
berganda digunakan untuk menjawab hipotesis apakah variabel CAR, FDR dan BOPO
memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas atau ROA.
Tabel
1
Hasil
Analisis Linier Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
7,452 |
1,739 |
|
4,286 |
,050 |
CAR |
-,018 |
,020 |
-,102 |
-,867 |
,477 |
|
FDR |
,005 |
,002 |
,296 |
2,177 |
,161 |
|
BOPO |
-,076 |
,015 |
-,811 |
-5,114 |
,036 |
|
a.
Dependent
Variable: ROA |
Interpretasi tabel:
Tabel coefficient menampilkan koefisien dari persamaan
regresi yang dihasilkan. Berdasarkan tabel diatas, model regresi linier
berganda dapat dituliskan sebagai berikut:
Y= 7,452 – 0,018 X1 + 0,005 X2 – 0,076 X3
2. Uji
F
Uji F dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel-variabel
bebas (CAR. FDR, BOPO) terhadap variabel terikat (ROA) secara bersama-sama.
Tabel dibawah ini merupakan tabel hasil uji F
Tabel
7
Uji
F Anova
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
,111 |
3 |
,037 |
36,908 |
,026b |
Residual |
,002 |
2 |
,001 |
|
|
|
Total |
,113 |
5 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: ROA |
||||||
b. Predictors: (Constant),
BOPO, CAR, FDR |
Interpretasi:
Uji anova dengan menggunakan SPSS 23, berdasarkan tabel
di atas didapat Fhitung 36,908.
Berdasarkan tabel F dengan taraf signifikansi 0,05 diketahui bahwa Ttabel
dengan
df1= k-1 = 3-1 = 2 dan df2= n-k-1= 6-3-1= 2, maka Ftabel
(df1)
(df2) = 19,000. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh Fhitung=
36,908 sedangkan Ftabel 19,000, maka Fhitung
> Ftabel.
Hasi ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hal tersebut
dapat disimpulkan bahwa Variabel BOPO,
CAR,, FDR berpengaruh terhadap tingkat
profitabilitas atau ROA.
3. Uji
T
Uji
T dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas (CAR, FDR,
BOPO) terhadap variabel terikat (ROA) secara parsial.
Table
8
Uji
T Coefficient
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
7,452 |
1,739 |
|
4,286 |
,050 |
CAR |
-,018 |
,020 |
-,102 |
-,867 |
,477 |
|
FDR |
,005 |
,002 |
,296 |
2,177 |
,161 |
|
BOPO |
-,076 |
,015 |
-,811 |
-5,114 |
,036 |
|
b.
Dependent
Variable: ROA |
Interpretasi:
UJI T pada penelitian
ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. CAR
(X1)
·
H0 : β1 = 0,
variabel CAR tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.
·
H1 : β2 ≠ 0,
variabel CAR mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.
Hasil
pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X1 diperoleh nilai t hitung
= -0,867
dengan tingkat signifikan 0,477.
Dengan menggunakan signifikan 0,05, nilai signifikan tersebut lebih besar dari
0,05 yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak. Artinya variabel CAR tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat
profitabilitas atau ROA.
2. FDR
(X2)
·
H0 : β1 = 0,
variabel FDR tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas
atau ROA.
·
H1 : β2 ≠ 0,
variabel FDR mempengaruhi tingkat profitabilitas
atau ROA.
Hasil
pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X2 diperoleh t hitung = 2,177 dengan tingkat signifikan 0,161. Dengan menggunakan signifikan 0,05
nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima dan H1
ditolak. Artinya variabel FDR tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat
profitabilitas atau ROA.
3. BOPO
(X3)
·
H0 : β1 = 0,
variabel BOPO tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas
atau ROA.
·
H1 : β2 ≠ 0,
variabel BOPO mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.
Hasil
pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X3 diperoleh t hitung = -5,114
dengan tingkat signifikan 0,036. Dengan menggunakan signifikan 0,05 nilai
signikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H0 ditolah dan H1
diterima. Artinya variabel BOPO memiliki pengaruh tingkat profitabilitas atau
ROA.
Berdasarkan analisis data regresi berganda yang telah
dilakukan, variabel CAR, FDR, dan BOPO secara bersama berpengaruh positif terhadap tingkat profitabilitan (ROA)
pada Bank Muamalat Indonesia yang dibuktikan dengan Fhitung= 36,908 > Ftabel
19,000. Hal tersebut membuktikan bahwa CAR, FDR, dan BOPO secara bersama-sama
mempengaruhi tingkat profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.
Pada hasil
penelitian menunjukkan variabel CAR di peroleh dengan hasil uji statistik yang
dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap profitabiliras (ROA). Hasil uji t
yang menunjukkan variabel CAR memiliki signifikansi sebesar 0,477 yang lebih
besar dari 0,05 artinya variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sejalan dengan penelitian terhadap
bank syariah yang dilakukan ole
Ningsukma H & Haqiqi R, variabel CAR tidak berpengaruh terhadap ROA disebabkan karena
bank yang beroperasi tidak mengoptimalkan modal yang ada, Hal ini karena
peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 9% mengakibatkan
bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR
yang dimilikinya sesuai dengan ketentuan.
Pada variabel FDR di peroleh dengan hasil uji statistik
yang dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Hasil
uji t yang menunjukkan variabel FDR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,161
yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel FDR secara parsial berpengaruh
negatf dan signifikan terhadap profitabilita. Penyaluran pembiayaan kepada
calon nasabah dilakukan dengan memperhatikan prinsip 5C yang terdiri dari Character,
Capacity, Collateral, Capital and Condition.
Pada variabel BOPO berbeda dengan variabel CAR dan FDR.
Variabel bopo memiliki signifikansi sebesar 0,036 lebih kecil dari 0,05. Hasil
penelitian seirama dengan penelitian Ningsukma dan Haqiqi. Hal ini ditunjukkan
bahwa BOPO berpengaruh negarif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Muamalat
Indonesia. Nilai negatif yang ditunjukkan BOPO dalam menjalankan aktifitas
usahanya, BOPO yang kecil menunjukkan bahwa biaya operasional bank lebih kecil
dari ppendapatan operasional sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen
bank sangat efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
E. Kesimpulan
Dari
hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa
variabel CAR, FDR, dan BOPO terhadap profitabilitas (ROA) yang merupakan
indikator kesehatan Bank untuk mengukur profitabilitasnya memiliki hubungan yang tinggi. CAR dan FDR tidak signifikan terhadap
profitabilitas. Berbeda dengan BOPO yang signifikan terhadap profitabilas
(ROA). Disarankan bagi manajemen bank untuk lebih menjaga rasio internal bank
untuk meningkatkan profitabilitas, khususnya industri Bank Umum Syariah di
Indonesia. Penelitian ini dapat lebih dikembangkan, karena penelitian serupa
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas Bank
Muamalat Indonesia.
F.
Referensi
Hakiim,
Ningsukma dan Haqiqi R. 2016. Pengaruh Internal Capital Adequency Ratio (CAR), Financing To Deposit
Ratio (FDR), Dan Biaya Operasional
Per Pendapatan Operasional (BOPO) Dalam Peningkatan Profitabilitas Industri Bank Ssyariah Di Indonesia.
Jurnal: Masharif Al-Syariah Vol. 1 No. 1 Mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar