Jumat, 21 Agustus 2020

Pengaruh CAR, FDR, dan BOPO Terhadap Peningkatan Profitabilitas Bank Muamalat (2013-2018)

 

PENGARUH  INTERNAL CAPITAL ADEQUENCY RATIO (CAR), FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN BIAYA OPERASIONAL PER PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO) DALAM PENINGKATAN PROFITABILITAS BANK MUAMALAT INDONESIA  (2013-2018)

 

A.    Latar Belakang

            Menurut Brigham dan Houston (2010:146) Untuk mengukur profitabilitas bank, biasanya menggunakan rasio profitabilitas karena rasio profitabilitas sudah mencakup rasio utang, rasio aktivitas maupun rasio likuiditas yang terdiri dari ROE (Return On Equity) yaitu rasio yang menggambarkan besarnya kembalian atas modal untuk menghasilkan keuntungan, dan ROA (Return On Asset) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan dari keseluruhan asset yang ada dan digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA daripada ROE karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga ROA lebih mewakili dalam mengukur tingkat profitabilitas perbankan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset (Lukman, 2005).

            Oleh karena Return On Asset (ROA) penting dalam mengukur profitabilitas suatu bank, dimana menggambarkan kemampuan suatu bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Maka faktor utama yang mempengaruhi profitabilitas bank menurut Machfoedz (1999) adalah manajemen. Yaitu seluruh manajemen suatu bank, salah satunya baik yang mencakup manajemen permodalan (CAR), manajemen umum, manajemen rentabilitas (BOPO), dan manajemen likuiditas (LDR) pada akhirnya akan mempengaruhi dan bermuara pada perolehan laba (profitabilitas) perusahaan perbankan. (Defri, 2012)

            Berdasarkan uraian di atas, sebenarnya belum banyak yang meneliti pengaruh internal terhadap profitabilitas bank khususnya di industri Bank Umum Syariah di Indonesia. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat rasio kesehatan bank yang dukur dengan CAR, FDR, dan BOPO terhadap peningkatan profitabilitas             Bank Muamalat Indonesia.

B.     Kerangka Teori

 

1.      Pengaruh Car terhadap profitabilitas (ROA)

            Capital Adequacy Rasio merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur  kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang  aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko. Modal merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha bisnis dan menampung resiko kerugian, semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung resiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang berisiko. (Ruslim,2012).

            Jika nilai CAR tinggi (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank tersebut mampu membiayai operasional bank, keadaan yang menguntungkan bank tersebut akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas.

2.      Pengaruh LDR/FDR terhadap profitabilitas (ROA)

            Menurut Simorangkir (2004:147), Loan to Deposit Ratio dinyatakan sebagai: “Loan to Deposit Ration merupakan perbandingan antara kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga, termasuk pinjaman yang diterima, tidak termasuk pinjaman subordinasi.”

            Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasbah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah  kemampuan likuiditas bank. Loan to Deposit Ratio mempunyai peran yang sangat penting sebagai indikator yang menunjukkan tingkat ekspansi kredit yang dilakukan bank sehingga LDR dapat juga digunakan  untk mengukur berjalan tidaknya suatu fungsi intermediasi bank. (Ruslim, 2012).

            Menurut Kasmir (2002: 186) batas aman LDR suatu bank secara umum adalah sekitar 81%-100%. Sedangkan menurut ketentuan Bank Indonesia, batas aman LDR suatu bank adalah  110% .

3.      Pengaruh BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)

            BOPO (Biaya operasional/Pendapatan Operasional) dijadikan variabel independen yang mempengaruhi ROA didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank yang bermuara pada profitabilitas bank (ROA). Menurut Veithzal, dll (2007:722) BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin kecil rasio BOPO berarti semakin efisien biaya operasionalnya yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan, dan setiap peningkatan pendapatan operasi akan berakibat pada berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akihnya akan menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang bersangkutan (Lukman, 2005). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, besarnya BOPO yang normal berkisar antara 94%-96% (Lukman, 2005).

4.      Profitabilitas

            Profitabilotas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakan perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien. Efisien sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang  menghasilkan laba tersebut (Dhika, 2010).

            Profitabilitas diukur dengan ROA yang mengukur kemampuan  manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan (Lukman, 2005). ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relative dibandingkan dengan total assetnya atau ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset perusahaan (Rudy, 2003:32). Dalam kerangka peni;aian kesehatan bank, BI akan menentukan bank itu sehat apabila bank memiliki ROA diatas 1,215% menurut SK DIR BI NO. 30/3/UPPB masing-masing tanggal 30 April 1997 (Defri, 2012).

C.    Metode Penelitian

            Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder antara lain capital adequacy ratio (CAR), likuiditas (FDR), efisiensi operasional (BOPO) dan profitabilitas (ROA) pada Bank Muamalat Indonesia. Data tersebut merupakan data time series cross section dari tahun 2013 – 2018  yang diperoleh melalui situs resmi Bank Muamalat Indonesia (http://www.bankmuamalat.co.id). Untuk menganalisisnya, peneliti menggunakan model regresi linear berganda dengan SPSS  23.

 

D.    Hasil dan Pembahasan

 

1.      Analisis Linier Berganda

            Analisis linier berganda digunakan untuk menjawab hipotesis apakah variabel CAR, FDR dan BOPO memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas atau ROA.

Tabel 1

Hasil Analisis Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

7,452

1,739

 

4,286

,050

CAR

-,018

,020

-,102

-,867

,477

FDR

,005

,002

,296

2,177

,161

BOPO

-,076

,015

-,811

-5,114

,036

a.     Dependent Variable: ROA

                                                                                                                       

Interpretasi tabel:

            Tabel coefficient menampilkan koefisien dari persamaan regresi yang dihasilkan. Berdasarkan tabel diatas, model regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:

Y=  7,452 – 0,018 X1 + 0,005 X2 – 0,076 X3

2.      Uji F

            Uji F dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas (CAR. FDR, BOPO) terhadap variabel terikat (ROA) secara bersama-sama. Tabel dibawah ini merupakan tabel hasil uji F

 

Tabel 7

Uji F Anova

ANOVAa

Model

Sum of Squares

Df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

,111

3

,037

36,908

,026b

Residual

,002

2

,001

 

 

Total

,113

5

 

 

 

a. Dependent Variable: ROA

b. Predictors: (Constant), BOPO, CAR, FDR

 

Interpretasi:

             Uji anova  dengan menggunakan SPSS 23, berdasarkan tabel di atas didapat Fhitung 36,908. Berdasarkan tabel F dengan taraf signifikansi 0,05 diketahui bahwa Ttabel dengan df1= k-1 = 3-1 = 2 dan df2= n-k-1= 6-3-1= 2, maka Ftabel (df1) (df2) = 19,000. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh  Fhitung= 36,908 sedangkan Ftabel 19,000, maka Fhitung > Ftabel. Hasi ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa Variabel  BOPO, CAR,, FDR berpengaruh  terhadap tingkat profitabilitas atau ROA.

 

3.      Uji T

            Uji T dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh variabel-variabel bebas (CAR, FDR, BOPO) terhadap variabel terikat (ROA) secara parsial.

 

Table 8

Uji T Coefficient

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

7,452

1,739

 

4,286

,050

CAR

-,018

,020

-,102

-,867

,477

FDR

,005

,002

,296

2,177

,161

BOPO

-,076

,015

-,811

-5,114

,036

b.     Dependent Variable: ROA

 

Interpretasi:

UJI T pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.      CAR (X1)

·         H0 : β1 = 0, variabel CAR tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.

·         H1 : β2 ≠ 0, variabel CAR mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.

 

Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X1 diperoleh nilai t hitung =  -0,867  dengan tingkat signifikan  0,477. Dengan menggunakan signifikan 0,05, nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti  H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel CAR tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas atau ROA.

 

2.      FDR (X2)

·         H0 : β1 = 0, variabel  FDR  tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.

·         H1 : β2 ≠ 0, variabel FDR  mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.

 

Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X2 diperoleh t hitung =  2,177 dengan tingkat signifikan  0,161. Dengan menggunakan signifikan 0,05 nilai signifikan tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya variabel FDR tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat profitabilitas atau ROA.

 

3.      BOPO (X3)

·         H0 : β1 = 0, variabel  BOPO  tidak mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.

·         H1 : β2 ≠ 0, variabel  BOPO  mempengaruhi tingkat profitabilitas atau ROA.

 

Hasil pengujian dengan SPSS diperoleh untuk variabel X3 diperoleh t hitung = -5,114 dengan tingkat signifikan 0,036. Dengan menggunakan signifikan 0,05 nilai signikan tersebut lebih kecil dari 0,05 yang berarti H0 ditolah dan H1 diterima. Artinya variabel BOPO memiliki pengaruh tingkat profitabilitas atau ROA.

 

            Berdasarkan analisis data regresi berganda yang telah dilakukan, variabel CAR, FDR, dan BOPO secara bersama berpengaruh  positif terhadap tingkat profitabilitan (ROA) pada Bank Muamalat Indonesia yang dibuktikan dengan Fhitung= 36,908 > Ftabel 19,000. Hal tersebut membuktikan bahwa CAR, FDR, dan BOPO secara bersama-sama mempengaruhi tingkat profitabilitas pada Bank Muamalat Indonesia.

            Pada  hasil penelitian menunjukkan variabel CAR di peroleh dengan hasil uji statistik yang dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap profitabiliras (ROA). Hasil uji t yang menunjukkan variabel CAR memiliki signifikansi sebesar 0,477 yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel CAR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Sejalan dengan penelitian terhadap bank syariah yang dilakukan ole  Ningsukma  H &  Haqiqi R, variabel CAR tidak  berpengaruh terhadap ROA disebabkan karena bank yang beroperasi tidak mengoptimalkan modal yang ada, Hal ini karena peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 9% mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR  yang dimilikinya sesuai dengan ketentuan.

            Pada variabel FDR di peroleh dengan hasil uji statistik yang dilakukan memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Hasil uji t yang menunjukkan variabel FDR memiliki nilai signifikansi sebesar 0,161 yang lebih besar dari 0,05 artinya variabel FDR secara parsial berpengaruh negatf dan signifikan terhadap profitabilita. Penyaluran pembiayaan kepada calon nasabah dilakukan dengan memperhatikan prinsip 5C yang terdiri dari Character, Capacity, Collateral, Capital and Condition.

            Pada variabel BOPO berbeda dengan variabel CAR dan FDR. Variabel bopo memiliki signifikansi sebesar 0,036 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian seirama dengan penelitian Ningsukma dan Haqiqi. Hal ini ditunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negarif dan signifikan terhadap ROA pada Bank Muamalat Indonesia. Nilai negatif yang ditunjukkan BOPO dalam menjalankan aktifitas usahanya, BOPO yang kecil menunjukkan bahwa biaya operasional bank lebih kecil dari ppendapatan operasional sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen bank sangat efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.

 

E.     Kesimpulan

            Dari  hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa variabel CAR, FDR, dan BOPO terhadap profitabilitas (ROA) yang merupakan indikator kesehatan Bank untuk mengukur profitabilitasnya  memiliki hubungan yang tinggi.  CAR dan FDR tidak signifikan terhadap profitabilitas. Berbeda dengan BOPO yang signifikan terhadap profitabilas (ROA). Disarankan bagi manajemen bank untuk lebih menjaga rasio internal bank untuk meningkatkan profitabilitas, khususnya industri Bank Umum Syariah di Indonesia. Penelitian ini dapat lebih dikembangkan, karena penelitian serupa untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas Bank Muamalat Indonesia.

 

F.     Referensi

Hakiim, Ningsukma dan Haqiqi R. 2016. Pengaruh  Internal  Capital  Adequency  Ratio  (CAR), Financing  To  Deposit  Ratio  (FDR), Dan  Biaya  Operasional  Per  Pendapatan  Operasional  (BOPO) Dalam  Peningkatan  Profitabilitas  Industri  Bank  Ssyariah  Di  Indonesia. Jurnal: Masharif Al-Syariah Vol. 1 No. 1 Mei 2016

http://www.bankmuamalat.co.id

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar